Beralih Dunia Sejenak


#1
Semburat jingga se akan malas untuk menetap, kami menodohkan kepala dengan membisu ucap namun cerewet dalam pikir
Iya, hari mulai gelap kami tersadar dari pesona si jingga
Dia pun membuka jagongan
" Eh, serius kita engga ada agenda nih? " kata Faiz
Otakku terangsang dan spontan, " Merbabu lah, engga pada rindu? " kataku
" Nah gitu dong, saya juga ingin mengutarakannya namun takut tidak pada setuju haha " kata Fian
" Iya iya.. Jumuah kita tancap ah! " kata Fikri sambil lari bersemangat menuju motor " Ingat 3 hari lagi itu Jumuah rek! "
Dasar si konyol dia selalu bersemangat tanpa memikirkan kedepannya

   Fajar memproduksi udara sejuk menusuk sukma kala itu, sepulang dari masjid aku melipatkan kedua tangan agar mendapat kehangatan dari ketiakku.
Bagi seorang anak alam yang tidak egois, bagi kami izin dari bapak ibuk adalah pesangon utama, eh fardlu kifayah.
" Buk, Hilal jumuah niki ajeng ndaki " sambil cengar cengir
" Nyuwun di betake nopo mas? " sambil merogoh saku mencari kunci rumah. " Nyuwun pandongane mawon buk mugi ting nginggil angsal jodoh mangkeh sagrd tak cangking kangge ibuk " kataku penuh percaya diri, tak lama pinggangku kena sasaran cubitan ibuk
Iya, aku anak yang menggemaskan walau aku seorang kaka yang memiliki 2 ade dan 1 kaka, ibuk selalu mengandalkanku dalam segala hal sampai ibuk lebih menyayangiku dari bapak haha

Pagi ini aku pergi ke kampus karena harus mengumpulkan makalah, ya namanya juga liburan jadi pakaianku pun mengikuti hari ini yang penting sopan, yaitu sarung dan kaos panjang serta ditangan kanan memegang gulungan makalah
" Hil, ngampus apa mau nyuci motor?! Haha " iya itu si konyol Fikri. Aku hanya tertawa kecil dan memberinya kepalan tangan ke arahnya
Pukul 09.43 aku tidak langsung pulang karena sudah izin ke ibuk mau beli matras baru buat besok jumuah

Kita lebih suka mengawali perjalanan ndaki dari rumah ba'da isya' karena itu pesan utama ibuk agar perginya aman dan nyaman dan dilanjut ndaki biar dapet sunrise
Orang yang selalu telat adalah Ari, dia harus hajat dengan tuntas sebelum bepergian, kebayang kan seperti apa dia?
Pukul 19.08 semua sudah kumpul di teras rumah ibukku, suara motor khas Ari sudah terdengar dan Fikri mulai mengoceh. Berpamitan bapak ibuk sudah, berdo'a sudah, apa yang belum? Oh iya, jodoh :')
Kita memanja di jalan raya sekitar 2 jam, parkir motor, ngopi sebentar, do'a bersama dan memantapkan kaki melangkah ke atas merbabu sana

Komentar

Postingan Populer